Rabu, 30 November 2016

BUTLER LUMBER COMPANY BUSINESS CASE

BUTLER LUMBER COMPANY
Kasus shortage cash karena cash flow yang tidak lancar

*Didirikan Tahun 1981 sebagai Partnership, dan Tahun 1988 Mark Butler membeli seluruh bagian dari Partner yang lain dan merubahnya menjadi Private Company.

* Strategi Perusahaan Low Cost Strategi melalui 4 P nya :
Produk : Produk Generik (Material Mentah)
Price : Harga Produk murah, ada flexibilitas ke customer dalam hal pembayaran
Promotion : Ada diskon pembelian atas Quantity
Place : Growing Suburban City, dekat dengan Railroad sehingga akses mudah dari supplied dan dekat dengan Customer. Letaknya di Amerika sebelah utara dengan suhu yang extrem (dingin sekali saat winter dan Panas sekali saat Summer). Penjualan paling besar terjadi saat musim spring dan summer yaitu pada Quarter ke 2 dan ke 3 sepanjang april sampai september, melayani kebutuhan pembuatan rumah baru dan maintanance.

*Bisnis ini belum ada kompetitior dan Entry Barriernya rendah, Butler company juga memiliki track record yang baik. Perusahaan juga mendapatkan Flexibilitas dari Supplier dalam hal waktu pembayaran yaitu bisa melebihi dari credit Term dan dalam hal ini Butler tidak pernah mengambil diskon pembelian selama dua tahun terakhir kepada suplier karena selalu telat bayar dimana normal credit term untuk pembayaran antara 10 s/d 30 hari akan dapat diskon 2%.
*Perusahaan hanya memiliki sedikit karyawan dan tidak memiliki sales represntative, semua penjualan secara exclusive melalui telp dan tidak ada yang melakukan penagihan atau kontrol pembayaran kepada konsumen sehingga Cash Conversion Cyclenya per days sangat lama 60 sampai 70 hari.
*Pada tahun 1991 setelah beroperasi selama 10 tahun perusahaan  memproyeksikan penjualannnya akan meningkat sebanyak 55% penjualan akan terjadi selama bulan april sampai september. Akan tetapi perusahaan memiliki masalah shortage of cash untuk modal kerjanya. Suburban National Bank yaitu bank yang selama ini perusahaan gunakan tidak dapat meningkatkan limit kredit perusahaan yaitu $250,000 dimana perusahaan sudah meminjam $247,000. Untuk menambahnya Perusahaan harus memiliki jaminan property.

*Penawaran pinjaman lain datang dari Northroup International Bank sebesar $465,000 dengan syarat butler harus memutuskan hubungannya dengan Suburban National Bank dan Perusahaan harus mengalihkan semua hutangya ke Northurp Int Bank. Interest juga dinaikan 2 % dari yang sebelumnya atau  10,5%.

*Northroup Int bank juga memproyeksikan bahwa penjualan perusahaan bisa mencapai $3,5 Million atau 30% . ini Possible atau tidak??? Apa enggak kegedean??
Kalau berdasarkan data Q1 penjualan yang terjadi $718 ,sedangkan volume penjualan 55% terjadi di Q2 dan Q3 kalau diasumsikan Q1 dan Q4 adalah 45% maka besarnya Q1 adalah 22,5% dan kita dapat mengetahui bahwa total sales yang sesungguhnya itu adalah sekitar $ 3,1 Million atau kenaikan sekitar 18%.

*Perusahaan ini cost drivernya Short  Term Investment  dan butuh modal kerja (Net Working Capital) yang banyak.

KENAPA BISA TERJADI SHORTAGE OF CASH? APAKAH KARENA INEFFISIENSI PERUSAHAAN??

SHORTAGE OF CASH Terjadi karena adanya pertumbuhan sales dan untuk hal itu pertumbuhan pendanaannya tidak seimbang dengan pertumbuhan investasinya.

Contoh Tahun 1988
Net Working Assets : (A/R + Inventory) – (Account Payable+Accrued Expense)
Modal kerja (A/R + Inventory) = 171 +239 = $410
Spontaneous Funds(Account Payable + Accrued Expense) = $ 148
NWA/NOWC = 410-148 = $262
NWA atau NOWC sebesar $262 dan Notes Payablenya yang tersedia $105 tetap tidak mencukupi.  Kebutuhan untuk mendanai modal kerjanya tidak dapat dipenuhi baik itu dari Spontaneous Fund dan Notes Payable inilah yang dijadikan alasan dari Butler untuk minta tambahan dana lagi.
Begitu juga di tahun-tahun berikutnya, NWA selalu meningkat dan kebutuhan dana jangka pendeknya selalu kurang. Bahkan Perusahaan menggunakan Long term investment dan Equity nya untuk pendanaan jangka pendek (Miss matching).

NWA/NOWC meningkat wajar atau tidak??? Yah wajar kalau kenaikan NWA  itu disebabkan oleh pertumbuhan SALES.

*Jika NWA/NOWC itu Positif atau Negatif bagus mana??? Baik itu Positif maupun Negatif sama-sama punya tujuan dan konsekuensinya.

*Membandingkan jika menggunakan Discount dari Suplier (Skenario A) dan Yang Tidak (Skenario B)
Butler sudah 2 tahun terakhir tidak pernah menggunakan diskon 2% pembelian dari supplier, jika butler menggunakan Diskon tersebut maka butler mendapatkan kelebihan income akibat dari diskon tersebut karena costnya menjadi kecil. Selain itu total dana yang didapat untuk shorterm debt dari skenario A menjadi $608 sedangkan skenario B $ 422. Jadi lebih baik Butler memilih untuk menggunakan diskon yaitu Skenario A.

*Melihat Pertumbuhan Sales dari tahun 1988 sampai 1989 melalui Account Receivable
Selisih AR 1988-1989 sebanyak $51 atau sekitar 18,6%
Sebesar $51 berapa yang disebabkan oleh inefficiency dan berapa yang disebabkan oleh pertumbuhan.
Selisih DSO(Average Collect) tahun 1988-1989 = 39,7 – 36,3 = 3,4 hari
Sales per day tahun 1988 = 4,7
Due to change Periode = 3,4*4,7 = $ 16,4 (Inefficiency)
Yang disebabkan karena sales = $51 - $16,4 = $35
Jadi sudah dapat dibuktikan bahwa shortage of Cash terjadi bukan karena kebocoran dari inefficiency akan tetapi karena pertumbuhan Sales perusahaan.

*Butler Company Siklus Bisnisnya itu pada tahap Growth. HOW FAST SHOULD  YOUR COMPANY GROWTH?? DEPENDS ON THE SPREAD

Kita harus melihat apakah butler Company Pertumbuhan nya ini Wajar atau Kelebihan
Tahun 1988  ROE 11,5% dan ROIC = 9,4 %  ROE > ROIC , spreed = 11,5-9,4 = 2,1
Tahun 1989 ROE 11,8% dan ROIC = 10,5% ROE > ROIC , spreed = 11,8 -10,5 = 1,3
Tahun 1990 ROE 13,5% dan ROIC = 12,4% ROE > ROIC, spreed = 13,5- 12,4 = 1,1
Jika dilihat Spreed perusahaan makin lama makin turun bisa saja tahun 1991 spreed perusahaan dibawah 1,1. Hal ini menandakan bahwa growth perusahaan terlalu ketinggian atau kebanyakan. Butler Company harus mengurangi pertumbuhan salesnya.
Seperti yang diketahui bahwa perusahaan memiliki proyeksi pertumbuhan 30 %
Exhibit 7 (jawaban Ibunya mengenai Synsitivitas analysis) Dengan menggunakan  skenario A maka Growth harus diturunkan sebesar 20% menjadi 10% untuk mendapatkan tambahan Spread
Skenario A = 12,4%-10,5% = 1,9
Skenario B = 10,1%-10,5% = -0,4

LAIN-LAIN

*Apakah untuk menarik minat investor  perusahaan harus memaksimumkan pertumbuhannya dari waktu ke waktu ?
Tidak, karena pertumbuhan tergantung dari masanya (sk=iklus bisnisnya), apa bila tidak dimasa pertumbuhan harus berhati2, harus sesua strategi, memaksimumkan pertumbuhan tidak harus tepat dari waktu ke waktu.

*Apa Hubungan Pertumbuhan dengan Profitabilitas ?
Lihat dari life Cyclenya, pertumbuhan tidak selalu meningkatkan profitabilitas, pada saat declining profitabilitas dapat turun, karena pada saat itu kompetitor makin banyak maka untuk mendorong pertumbuhan makin sulit.

*Pecking Order Hipotesis : dalam hubungan nya dengan signaling theory bahwa jika perusahaan ingin melakukan ekspansi atau membutuhkan dana untuk investasinya perusahaan harus terlebih dahulu menggunakan pendanaan internal yaitu dengan 1.retained Earning lalu setelah dana internal sudah digunakan baru penggunaan dana External dimulai dari 2. Debt lalu berikutnya adalah  3.Equity

*Cost of Capital untuk memutuskan investasi kedepan akibat adanya ketidak pastian bukan mengevaluasi keputusan masa lalu.

* Spreed perusahaan dari tahun ketahun pasti menurun dan mendekati nol, sebelum mendekati nol, maka harus dicari solusinya atau diganti bisnisnya.

* Perusahaan pada fase Maturity sebelum declining di karenakan pasar sudah jenuh dan kompetitor banyak, perusahaan dalam hal ini bisa quit atau segera menjualnya. Apabila quit terlambat maka asset sudah tidak bernilai. Jika terlambat harus memulai bisnis baru atau melakuka inovasi secara cepat atau melakukan differensiasi, hanya untuk semua itu butuh Cost Of Capital yang besar.

* ROE = ROIC + (ROIC – Interest ) Debt/ Equity

*ROIC =ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba jika hanya menggunakan dana internalnya saja (Sponteneous Funds)

*ROE = ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba jika menggunakan dana internal dan External.

*Untuk meningkatkan ROIC perusahaan harus meningkatkan Margin dan Turn Over. Akan  Meningkatkan Margin dapat menurun kan biaya sedangkan Meningkatkan turn Over Menaikan Biaya, kedua hal ini bertolak belakang, oleh karenanya harus dilihat dan dicari Margin dan Turn Over yang optimal.

*Mengapa Harga Saham Perusahaan Bisa Under Value dan Over Value ???
Harga saham perusahaan bisa under value dan over value setiap waktunya tergantung kondisi pasar. Oleh karena itu perusahaan harus selalu menilai Fair Value dari harga saham setiap waktunya agar perusahaan dapat mengeluarkan kebijakan terkait pendanaan dari luar jika ingin menggunakan Equity Stock. 
Jika harga saham Over Value perusahaan dapat melakukan Issuing New Stock agar mendapatkan pendanaan dari luar, Jika harga saham Under Value Perusahaan tidak tepat untuk melakukan Issuing New Stock.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar