Rabu, 30 November 2016

POLAROID BUSINESS CASE

POLAROID CORPORATION
Sang pendiri perusahaan yang bisa meramal masa depan bisnis kamera

*Tahun 1937 Polaroid didirikan oleh Edwind Land, Tahun 1948 pertama kali diproduksi kamera instant pertumbuhan pun tingggi penjualan dari $142,000 s/d $ 1 Billion, dan pada tahun 1977 mencapai puncaknya melebihi dari $1 Billion.

*Tahun 1980 setelah 43 tahun lebih Edwin Land pensiun dan mengundurkan diri dari CEO dan pada tahun 1982 dia menjual seluruh saham kepemilikannya di bursa.

*Tahun 1986 Polaroid menuntut kodak atas pelanggaran hak paten sebesar $900 Million.

*Tahun 1988, Setelah tidak adanya lagi pemegang saham Mayoritas seperti Edwin Land, ancaman untuk diambil ahli oleh pihak lain pun terjadi dan yang pada saat itu adalah Shamrock Holding ingin melakukan pembelian atas polaroid karena melihat masih adanya potensi dan prospek yang bagus atas perusahaan dan kondisi harga saham Polaroid pada saat itu Nilainya Undervalue.  

*Sebagai bentuk pertahanan agar tidak diambil ahli oleh perusahaan lain Polaroid melakukan dua upaya sekaligus bersamaan untuk mengatasi harga saham mereka yang undervalue Yaitu dengan Employee Stock Ownership Program (ESOP) dan Melakukan Repurchased Stock (Pembelian Kembali Harga Saham).

*ESOP dilakukan untuk menaikan harga saham dan lembar saham akan naik. ESOP juga dikeluarkan dalam rangka untuk memberikan Signalling positif kepada Market yang menngambarkan bahwa kuatnya Capital perusahaan sehingga dapat membagikan Saham.

*Repurchased Stock untuk mengurangi jumlah saham yang beredar dan menurunkan nilai cost of Equity sehingga harga saham pun akan naik.

*Perusahaan melakukan ESOP dan Repurchased dengan menggunakan Hutang. Sebelum tahun 1988 levered perusahaan hanya 0% artinya perusahaan sama sekali tidak memiliki hutang akan tetapi pada tahun 1988 Levered perusahaan menjadi 56% jadi komposisi struktur modal perusahaan menjadi berkisar 40% (Equity) dan 60%(Debt).

*sepuluh tahun terakhir 1986-1995 rata-rata penjualan hanya 3,6% dan setelah adjustment dari inflasi mungkin hanya 0%.  Kerugian terjadi di tahun 1988 (-$22Million),1993(-$51,3Million) dan 1995(-$140Million), dimana jika dilihat akun yang menyumbangkan kerugian terbesar adalah Restructuring Expense. Restructuring yang dilakukan perusahaan adalah Financial Restructuring dan Bisnis Restructuring dan itu membutuhkan dana yang besar tahun 1988 ($151,9Milllion), 1993($44Million),1995($247Million).

*Harga Saham Polaroid tahun 1995 setelah dilakukannya ESOP,Repurchased Stock melalui Financial Restructuring dan Bisnis Restructuring menjadi Over Value dimana nilai Intrinsic Value saham $30,4 dan harga pasar saham $47,38.

*Polaroid merupakan perusahan berbasis teknologi oleh karenanya membutuhkan jumlah capital yang besar untuk Inovasi Teknologi  melalui Research and Developmentnya. Setelah Edwind Land Meninggalkan Polaroid, siklus bisnis perusahaan sudah sampai tahap maturity dimana sudah banyak perusahaan kompetitor dan pada saat itu pula Polaroid sudah tertinggal dalam hal teknologi atas produknya. Di tahun 1993 – 1995 Penjualan Polaroid di negara asalnya US menurun karena tertinggalnya Innovasi, sementara Penjualan di Luar Negeri (Asia,Eropa,Kanada,America Latin) meningkat karena teknologi di luar negeri masih tertinggal dibandingkan US.

*Posisi total Hutang Polaroid tahun 1995 adalah $727 Million dimana Long Term Debt nya yang akan jatuh tempo 6 tahun ke depan adalah sebesar $566,7 Million dan sebesar $39,7 Million harus dibayar tahun 1996.

*Rating Bonds Polaroid saat ini menurut Moodys dan S&P rating ada di BBB rating.

* Di akhir tahun 1995 Polaroid membutuhkan Pendanaan besar dan cepat untuk ketiga Hal :
Inovasi Teknologi  yang harus segera dilakukan cepat atas produknya, Mengejar Expansi Penjualan Ke luar Negeri, Membayar Hutang yang akan segera jatuh tempo selama 6 tahun kedepan.

*Bonds Merupakan Instrument keuangan yang dapat memberikan pendanaan yang cepat bagi perusahaan.

*Harga saham Polaroid pada tahun 1995 Over Value dimana bisa juga dijadikan alternatif pendanaan lainnya yaitu dengan melakukan Issuing New Stock.

*Berdasarkan Financial Flexibility Polaroid tidak mungkin untuk menaikan Rating Bondsnya karena total hutang Maksimum berdasarkan kriteria Bond Rating BBB saja sudah melebihi kapasitas sebesar ($ 53 Million).
Untuk menaikan rating ke A Perusahaan harus mengurangi hutang sebesar $ 208 Million
Untuk menaikan rating Ke AA perusahaan harus mengurangi hutang sebesar $ 311 Million
Untuk menaikan rating ke AAA perusahaan harus mengurangi hutang sebesar $ 426 Million

*Yang lebih memungkinkan bagi Polaroid untuk memenuhi kebutuhan dananya adalah dengan Menurunkan Rating Bonds dari BBB ke BB dimana Pada rating BB Polaroid akan mendapatkan total hutang $925 million sehingga mendapatkan kelebihan dana dari Hutang sebesar $ 218 Million (945-727) yang dapat digunakan untuk melakukan Inovasi teknologi dan Ekspansi Ke Luar Negeri.

*Menurunkan Rating Bonds Obligasi tidak selamanya membuat perusahaan itu menjadi buruk, turunnya Bond rating akan menaikan cost of debt dan menurunkan Cost of Capital. Sesuai dengan Trade off theory untuk memaksimumkan nilai perusahaan penggunaan debt pada proporsi yang optimal sangat diperlukan oleh perusahaan dimana seperti yang kita ketahui proporsi hutang dan equitas pada polaroid selama ini berada pada kisaran 40% Debt dan 60% Equity dan yang memungkinkan untuk proporsi struktur modal seperti itu adalah pada rating BB.

 *Keputusan Polaroid pada tahun 1995 yaitu menggunakan debt dan menurunkan rating bonds menjadi BB akan tetapi begitu tahun 1998 pada saat krisis ekonomi dunia Polaroid mengalami masalah dan Bangkrut pada tahun 2000.  Penggunaan Debt akan optimal jika kondisi ekonomi dalam kondisi baik, jika dalam kondisi krisis ekonomi perusahaan yang bermasalah adalah perusahaan yang menggunakan proporsi debt lebih besar (High Levered-High Financial Risk).


*Berdasarkan Studi Harvard jika Polaroid pada tahun 1995 menggunakan Equitas sebagai alternatif pendanaannya dengan melakukan Issuing New Stock, maka mungkin Polaroid akan tetap bisa bertahan hingga sekarang. Perusahaan yang menggunakan Equitas jalannya akan susah dan lambat dibandingkan Perusahaan yang menggunakan Debt akan tetapi di saat Krisis Ekonomi perusahaan yang menggunakan Equitas lah yang akan bisa tetap bertahan Hidup dibandingkan perusahaan yang menggunakan debt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar